AGROINDUSTRI.ID – Apa itu beras merah putih? Seperti namanya beras merah putih ini merupakan jenis beras yang memiliki butiran berwarna setengah merah dan setengah putih. Awalnya saya juga tidak percaya ada jenis beras seperti ini, begitu pun dengan sang penemu beras ini. Beras istimewa ini memang baru dikembangkan di Indonesia setelah ditemukan belum lama ini di reruntuhan candi di Klaten.
Memiliki Kandungan Protein dan zat besi lebih tinggi
“Saya pernah membuka kulit gabah padi varietas merah-putih, lalu saya lihat bagian dalamnya. Wah betul-betul pas. Bagian merah dan putihnya rata.”
“Saya juga pernah merendam padi merah putih, setelah setengan hari, dari kulitnya yang basah sudah terlihat secara samar bagian warna merah dan warna putihnya.”
Nurman Ihsan
Tidak henti-hentinya kita bersyukur dengan kekayaan alam serta warisan budaya dari para pendahulu dan leluhur kita, selain mewariskan berbagai ilmu bercocok tanam, beberapa tahun lalu di reruntuhan komplek Candi Sewu Prambanan juga ditemukan butiran beras berwarna merah dan putih, butiran beras ini di temukan di sebuah tungku tertutup yang diduga bekas digunakan sebagai tempat sesajen.
Beras ini dalam satu butir padi terdiri dari dua jenis warna, merah dan putih, seperti bendera Indonesia. Beras ini ditemukan Adji Koesoemo bersama rekannya Hertanto, awalnya memang bukan proyek penelitian ilmiah, tetapi lebih pada keajaiban. Mereka mendapatkan buliran padi merah putih tersebut dari penduduk yang menemukan di bawah reruntuhan candi di kawasan Klaten, 16 Februari 2006 lalu. Beras ini diduga berasal dari sekitar abad VII.
Beras berwarna merah putih yang diperkirakan berasal dari Abad ke-7 ini ditemukan oleh warga setempat sebanyak 160 butir. Saat ditemukan wujudnya juga sudah beras, bukan lagi berbentuk padi. Kemudian oleh Adji dikembangkan dengan cara dibungkus sekam dan selanjutnya dikembangkan di Banyumas, tepat di tanah tadah hujan.
Beras merah putih merupakan beras lokal yang sudah langka sehingga perlu dilestarikan guna kemakmuran petani.
Didorong rasa ingin tahu yang sangat tinggi, Adji mencari berbagai cara untuk melestarikan jenis padi ini, meski harus banyak berspekulasi. Bekerja berdua bersama rekannya, Hertanto ia memilah-milah butiran beras yang masih terlihat bagus, dan dari 160 butir didapat 120 bulir yang masih memiliki mata beras. Sebagai bahan percobaan, beras awal tersebut dibagi menjadi dua, 100 butir ditanam apa adanya, dan sisanya ditutupi media sekam padi rojolele.
Setelah panen pertama, dihasilkan 2,411 butir padi. Generasi kedua beras merah putih ini kemudian dikembangkan lagi di berbagai daerah, seperti Banyumas, Banjarnegara, Pati, Kediri, Sumenep, Bantul, Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Bahkan, saat ini sudah dikembangkan di 230 titik di berbagai provinsi.
Adji pria berdarah biru yang merupakan salah satu dari cicit Sri Sultan Hamengku Buwono VII ini kemudian menamai beras ini dengan nama Merah Putih RI-1, karena beras ini mirip dengan bendera Republik Indonesia. Dia berharap mudah-mudahan Indonesia berdaulat dalam pangan, tidak seperti saat ini yang masih menjadi negara pengimpor beras.
Menurut Adji yang juga merupakan Alumni Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, beras merah putih ini memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada beras putih atau merah biasa.
“Beras Merah putih sangat mendukung pertumbuhan anak-anak karena zat besinya tinngi. Juga mendukung kecerdasan anak-anak, dan untuk orangtua mencegah tidak mudah pikun karena zat besinya tinggi. Dan bagi penderita diabetes tidak masalah karena karbohidratnya rendah,” (Kompas).
Perbandingan Kandungan Nutrisi Pada Beras Merah Putih
Kandungan zat besi dari beras merah putih adalah sebesar 4,61 mg/100 gram, sedangan beras putih hanya 0,13 mg, untuk beras merah bahkan tidak terdeteksi.
Kandungan zat seng sebesar 8,30 mg/100 gram, sedangkan beras putih hanya 0,6 mg/100 gram, dan beras merah tidak terdeteksi.
Untuk karbohidrat, beras merah putih memiliki kadar paling rendah sebesar 71,34 persen, sedangkan beras putih memiliki kandungan karbohidrat sebesar 80 persen, dan beras merah biasa sebesar 75 persen.
Manusia membutuhkan banyak zat, di antaranya zat besi, zat seng, dan karbohidrat. Menurut Data Balai Penelitian Tanaman Padi, kekurangan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan anemia, sementara kekurangan zat seng menghambat pertumbuhan pada bayi, mengganggu imunitas, dan menghambat penyerapan zat besi.
Dengan kandungan protein yang tinggi maka beras merah putih ini bisa dijual diatas Rp 100 ribu/kg, Kadar protein beras merah putih terbukti melebihi kandungan beras jenis Tajmahal yang hanya 7 persen, sedangkan beras merah putih mencapai 12 persen, beras impor tersebut saat ini di pasar dijual dengan harga Rp 100 ribu/kg.
Diharapkan dengan nilai jual yang tinggi maka bisa membantu kemajuan petani di Indonesia. Untuk itu organisasi kepemudaan Cahaya Muda Indoensia (CMI) akan mengembangkan beras lokal yang mampu menghasilkan 10 ton/hektar. Selain kaya nutrisi, keunggulan lain varietas beras ini yaitu irit air dan benih karena ditanam satu bulir bibit per lubang sudah bisa menghasilan antara 10 – 11 rumpun.
Sumber : www.agroindustri.id