PEWARTA : RUDHY M FADHEL
PORTAL LEBONG – Percepatan dan peningkatan pembangunan di semua sektor jika tidak didasari perencanaan serta analisa dampak yang konferenship dan refresentative, maka pembangunan yang seyogyanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, justru sebaliknya bisa berbalik menjadi bumerang atau bencana bagi masyarakat itu sendiri. Seperti yang terjadi dan menimpa warga RT 04 Kelurahan Taba Anyar, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong.
Tuti, warga setempat menyampaikan kepada awak media PortalBengkulu.com tentang apa yang mereka alami terkait dengan pembangunan trotoar dan drainase serta peningkatan jalan provinsi Air Pauh Tes-Muara Aman yang melewati depan rumahnya. Ia menyampaikan seraya mengajak awak media untuk melihat lansung kondisi dari dampak pembangunan yang dia sebut asal jadi dan menyebabkan rumahnya digenangi air hingga lebih dari 50 centimeter.
“Semua luapan air dari berbagai penjuru mengarah ke kediaman kami dan seperti yang kita lihat tidak adanya drainase di sebelah kiri jalan dari arah Tes menuju Muara Aman. Dan ditutupnya gorong-gorong didekat jalan Suharto yang selama ini berfungsi untuk mengalirkan air luapan dari badan jalan dan sekitarnya ke sungai Mubai. Hal ini membuat air luapan badan jalan dan luapan drainase yang ada di sekitar menuju ke arah kediaman kami dimana gorong-gorongnya pun telah direndahkan serta adanya penumpukan material yang hanyut di bawa air dari badan jalan ,sehingga tidak mampu menampung debit air yang ada dan memicu terjadinya Banjir,” paparnya.
Hal senada disampaikan oleh Wilyan Bahtiar, Ketua Komisi I DPRD Lebong, yang dimintai tanggapannya mengatakan.
”Pembangunan trotoar dan drainase di Taba Anyar gagal kontruksi. Kanan jalan ke arah curup hanya separoh drainase dibangun tanpa ditutup. Trotoar dan pembuangan air yang lama tidak diperdalam serta dilebarkan sehingga terjadi banjir atau genangan air di RT 04. Kiri jalan ke arah Curup, dibuat trotoar saja tanpa drainase. Sehingga terjadi banjir ke rumah warga dan genangan/kolam sampai ke depan rumah warga. Saya minta pemda melalui dinas terkait menolak pekerjaan itu sebelum dibuat solusinya oleh pemborong. Karena masyarakat Taba Anyar akan menolak hasil pekerjaan itu. Dan dewan akan memanggil dinas terkait,” uangkap Wilyan.
Sementara itu, Haris Santoso, ST selaku PPTK pada pekerjaan dimaksud dihubungi melalui seluler menyangkal jika pekerjaan gagal konstruksi.
”Kami akan segera mengecek dan akan turun ke lapangan,” tutupnya.