PEWARTA : RUDHY M FADHEL
PORTAL LEBONG – Bupati Lebong Kopli Ansori didampingi Sekretaris Daerah, Mustarani Abidin dan Staf Ahli Bupati Taufik Andari beserta Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Fahrurrozi S,Sos. M.Si pada Sabtu pagi meninjau langsung tanggul Sabo Hulu Bendungan 2 yang selama ini tidak tersentuh secara signifikan oleh Pemerintah Kabupaten Lebong. Sehingga dalam setiap tahun juga masyarakat pemilik lahan persawahan dari 5 desa dalam Kecamatan Bingin Kuning (Pungguk Pedaro, Talang Kerinci, Pelabuhan Talang Liak dan Talang Liak 1 serta Talang Liak 2) selalu dihantui kecemasan dan kekhawatiran jika tanggul jebol/ambrol diterjang aliran Sungai air Ka’et (Air Karat) yang mengandung belerang.
Sekedar mengulas, sejak dari tahun 2016 tanggul Sabo Hulu Bendungan 2 setiap musim curah hujan tinggi dari wilayah kerja PT. Geothermal Energy Hulu Lais dan meningkatnya Debit Air Ka’et (Sungai Air Karat), maka disetiap waktu itu pula terjadi peningkatan sedimentasi material batu dan pasir dari arah Hulu Sungai Air Karat dan terjadilah penumpukan. Kondisi itu membuat tumpukan batu dan pasir lebih tinggi dari tanggul dan menyebabkan Air Karat berikut pasir yang mengandung belerang masuk ke dalam wilayah persawahan dan perkebunan warga. Dampaknya mengakibatkan gagal tanam gagal tumbuh dan panen serta merusak lahan persawahan.
Menanggapi lamanya peristiwa tersebut dialami oleh warga Kecamatan Bingin Kuning, Sabtu 27 Maret 2021 warga penggarap sawah dan kebun disekitar lokasi dihebohkan dengan kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Lebong yang sangat tidak diduga-duga sebelumnya. Bahkan awak media PortalBengkulu.com ini merasa kaget demi mendapatkan informasi kedatangan orang nomor satu disaat warga masih sibuk mempersiapkan untuk berangkat ke sawah dan ke kebun namun Bupati Lebong Kopli Ansori sudah berada di areal persawahan dan perkebunan warga.
Adalah Janip, salah satu warga yang berada di sekitar lokasi saat melihat kedatangan Kopli Ansori dan rombongan terlihat merasa haru sampai meneteskan air mata. Memperhatikan hal tersebut awak media ini mencoba membincangi Janip untuk mengetahui apa sebab dan gerangan yang membuat dia merasa haru dan meneteskan air mata. Awalnya Janip menolak untuk berkomentar, namun setelah didesak dengan mengedepankan rasa dan perasaan akhirnya Janip mau membuka suara.
“Maaf sesungguhnya saya merasa malu dengan diri saya sendiri. Sesungguhnya saat Pilkada saya tidak memilih beliau (Bupati Kopli Ansori), akan tetapi demi melihat apa yang beliau lakukan hari ini, saya merasa malu pada diri saya sendiri. Beliau mau berjalan kaki hingga 3 kilometer menempuh jalan yang berlumpur dan pasir yang berbatuan demi untuk memberikan perhatian atas penderitaan dan kecemasan berkepanjangan serta permasalahan yang selalu menghantui saya dan kami warga sekitar sini,” ucap Janip seraya menyeka air matanya.
Ditambahkan oleh Janip bahwa keadaan ini sudah terjadi dari sejak tahun 2016 lalu, baru sekarang ada Bupati langsung datang dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 3 kilometer ke lokasi bencana ini.
“Dulu pernah ada rombongan kepala daerah datang tapi tidak sampai kesini, hanya sebatas jalan aspal di luar sana pak,” ujar Janip menjelaskan.
Dan secara kebetulan setelah itu bupati dan rombongan mengajak makan di lokasi dan Janip meminta awak media ini untuk untuk mengabadikan momen tersebut melalui kamera Hp miliknya dan langsung mengambil posisi di belakang Bupati.
Dalam pantauan awak media ini Bupati Lebong memberikan beberapa arahan dan petunjuk kepada Sekretaris Daerah Mustarani Abidin dan Kepala BPBD, Fahrurrozi S.Sos, M.Si terkait langkah-langkah untuk mengantisipasi keadaan terutama terjadinya gagal panen.
“Saya minta dalam waktu dekat dilakukan penanggulangan dengan menaikan/meninggikan badan tanggul minimal setinggi 7 meter dan lebar 15 serta panjang sekitar 10 meter agar air yang mengandung belerang ini tidak masuk ke lahan persawahan warga,” ucap Kopli Ansori.
”Setelah itu kita siapkan segala sesuatunya untuk mengatasi seluruh penyebab dan permasalahan yang ada agar masalah bisa diatasi dan warga tidak lagi merasa dihantui kegagalan dalam berusaha di sektor pertanian sekitar wilayah ini khususnya dan di Kabupaten Lebong umumnya,” pungkasnya.