PEWARTA : DIA
SELASA 5 JUNI 2018
PORTAL MUKOMUKO – Petani karet di Kabupaten Mukomuko saat ini banyak yang mengeluh dengan harga karet yang terus merosot. Bahkan, turunnya harga karet yang mencapai 35 persen membuat petani merana. Sebelumnya, harga karet mencapai Rp 8.000 per-Kg, sedangkan saat ini hanya Rp 4.500 per-Kg.
Hal itu berdampak bagi pendapatan petani karet. Terlebih saat ini bulan puasa dan jelang hari raya yang diyakini kebutuhan masyarakat khususnya petani mengalami peningkatan.
Hal ini di ungkapkan salah seorang petani kebun karet, Dani, Selasa (5/6). Menurutnya, harga karet terus mengalami penurunan sejak sebulan terakhir.
“Harga karet sejak satu bulan terakhir turun. Biasanya mencapai Rp 8.000 bahkan Rp 10.000 per kilonya. Ini tidak sebanding dengan biaya perawatannya yang cukup mahal,’’ ungkap Dani.
Hal senada disampaikan Wanto, yang juga petani kebun karet. Ia tidak mengetahui secara persis penyebab turunnya harga karet. Ia meminta pemerintah menindaklanjuti. Karena selama ini, yang terus dibahas adalah harga sawit.
“Penyebabnya juga kurang jelas. Yang pasti, kami sangat dirugikan. Kami minta pemerintah jangan tinggal diam dan jangan hanya fokus pada harga sawit saja. Karena kami juga butuh patokan harga yang pasti soal harga karet. Ini bulan puasa dan sebentar lagi lebaran. Kebutuhan kami banyak,” pungkas Wanto.