PEWARTA : DERY A PRAMANDA
PORTAL MUKOMUKO – Pelayanan kesehatan di RSUD Mukomuko kembali menjadi sorotan. Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan kondisi sejumlah ruangan rawat inap yang dinilai kurang layak dan banyak rusak. Termasuk sering tidak adanya stok obat-obatan di apotik. Sehingga, keluarga pasien harus mencari dan menebus obat di luar.
Kali ini, masyarakat dikeluhkan dengan sering rusaknya alat rontgen di ruang medis. Padahal, alat tersebut diketahui sangat canggih dan mahal. Belum diketahui secara jelas penyebabnya, namun kondisi itu jelas mengganggu proses pelayanan dan sangat mengecewakan.
Seperti yang terjadi pada Sabtu (7/9). Dari pantauan awak media, ada salah seorang warga Kota Mukomuko yang mengalami luka pada bagian kaki. Saat hendak dilakukan pemeriksaan dan membutuhkan alat rontgen, alat tersebut diketahui rusak. Hasilnya, hanya mendapatkan perawatan medis dengan cara dibersihkan, dijahit, diberikan obat saja. Sedangkan untuk rontgen, pihak RSUD malah mengarahkan ke Kota Padang atau Bengkulu.
”Kami sangat menyayangkan, bahkan kecewa karena pelayanan yang dinilai tidak maksimal. Harusnya sekelas RSUD Mukomuko yang fasilitasnya sudah canggih bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Ini malah diarahkan untuk dirujuk. Kami minta agar masalah ini ditindaklanjuti, jangan sampai menjadi kendala. Jangan sampai pelayanan terhambat karena fasilitas dan peralatan yang rusak,” ungkap Jamaris, diamini Endri warga Kota Mukomuko.
Saat ditemui di rumahnya, Eri Yanto yang mengalami luka robek pada bagian kaki turut menyayangkan pelayanan RSUD Mukomuko. Yang mana, pihaknya berniat melakukan pemeriksaan luka pada bagian kaki untuk mengetahui kondisi luka tersebut.
”Meski sudah mendapat perawatan medis, namun kita tetap menyayangkan. Dan ini harus menjadi perhatian dan jangan sampai terulang lagi. Gimana kalau ada yang lebih parah lagi, tentu akan banyak menyusahkan. Dan Alhamdulillah, kita sudah mendapatkan perawatan sebelumnya, namun kurang puas lantaran tidak bisa mengetahui secara jelas kondisi lukanya. Malahan harus dirujuk ke Padang atau Bengkulu. Dan Kami memutuskan untuk pulang ke rumah saja,” pungkas Eri Yanto.