Baca : Lewat Tahun Anggaran Proyek Senilai 29 M Ini Belum Selesai, Dewan Ragukan Spesifikasi LPA
Keraguan Armansyah tersebut ternyata terbukti, sebab pada permukaan jalan yang telah dibangun dan dilapisi hotmix tampak pecah dan mengelupas, menurut perkiraan kondisi itu disebabkan oleh lapisan pondasi atas (LPA) nya tidak memenuhi standar spesifikasi.
Armansyah tidak mempersoalkan mutu dari material hotmix yang dipasang, namun untuk jalan senilai Rp 29 milyar kata dia, kualitas yang demikian sangat disayangkan apalagi merupakan ruas jalan provinsi yang akan menjadi alternatif utama bagi pengguna jalan di daerah itu.
Ungkapan senada disampaikan oleh salah seoarang Mukomuko Samsudin (45), dia ikut menyayangkan yang menelan dana sedemikian besar tidak sesuai dengan mutu yang ada. Ditambah lagi pelaksanaanya molor alias melewati masa kontrak dilakukan perpanjangan waktu.
Menurut samsudin, pihak PUPR provinsi semestinya turun ke lapangan untuk melihat secara langsung pelaksanaan pengaspalan jalan, mengingat dana 29 milyar tersebut bukanlah sedikit jika hasilnya Masih diragukan.
“ Hendaknya pihak dinas terkait jangan hanya di kota saja. sempatkan waktu turun ke daerah, untuk melakukan pengawasan, serta crosscheck. Supaya pihak rekanan tidak bekerja asal jadi,” tandas Samsudin.
Melihat permukaan jalan yang sudah mengalami kerusakan sementara pekerjaan belum dinyatakan selesai itu, kata Samsudi sudah dapat dijadikan gambaran bahwa pelaksananya tidak melakukan secara profesional.
” Buktinya permukaan aspal tampak sangat kasar, kemudian antara sambungngan kentara bergelombang. Bahkan di beberapa titik, sudah mengalami kerusakan,” tukas Samsudin.
Editor : Uj