Pembangunan Tanggul Penahan Erosi ”Gatot”, Keseriusan Pemkab dan DPRD Mukomuko Dipertanyakan

PEWARTA : DIA

SELASA 5 MARET 2019

PORTAL MUKOMUKO – Pembangunan tanggul penahan erosi di aliran Sungai Selagan, Kelurahan Kotojaya, Kecamatan Kota Mukomuko dipastikan gagal total (Gatot). Padahal sebelumnya telah digembor-gemborkan rencana pembangunan dianggarkan dengan dana mencapai Rp 200 miliar. Namun hal itu urung lantaran faktor yang belum jelas. Urungnya pembangungan mengakibatkan salah satu bangunan peninggalan sejarah berupa Benteng Anna terancam terjun ke sungai. Belum lagi pemukiman masyarakat yang ada di sekitaran aliran sungai. Karena jarak aliran sungai tinggal menyisakan beberapa meter saja lagi. Kondisi itu membuat masyarakat kecewa. Dan keseriusan Pemkab dan DPRD Mukomuko dalam mengatasi masalah tersebut dipertanyakan.

“Ya, kami terima informasi bahwa untuk pembangunan tanggul batal. Kita terima laporan, karena untuk pembangunannya kewenangan pihak Balai Sungai. Belum jelas apa masalahnya, namun dari kita akan kembali mengajukan lagi. Termasuk untuk 2020 juga akan diajukan,” ungkap Plt Kepala Dinas PUPR, Ruri Irwandi, ST, MT melalui Kabid SDA, Sunaji, ST.

Tokoh masyarakat Kelurahan Kotojaya, Eriyanto mengaku kecewa dengan tidak jadinya pembangunan tanggul penahan erosi. Menurutnya, survey dan penentuan titik telah dilakukan, namun tindaklanjut pembangunan tidak jadi. Erosi sungai mengancam bangunan Benteng Anna dan juga pemukiman masyarakat.

“Kami sangat kecewa kalau pembangunan tanggul itu gagal. Artinya, pemerintah tidak serius. Lihat saja sekarang kondisinya sangat parah. Kalau dibiarkan Benteng Anna akan terjun ke sungai. Dan rumah-rumah warga juga terancam. Kita minta kejelasan, jangan sampai rencana saja,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Tokoh Pemuda, Weri Tri Kusuma, SH yang juga selaku Ketua LP.K-P-K Kabupaten Mukomuko. Menurutnya, Benteng Anna merupakan peninggalan sejarah. Jika erosi tidak segera ditanggulangi, bangunan itu akan terjum ke sungai. Ditambah lagi ancaman terhadap rumah-rumah msyarakat. Pihaknya menekankan agar pmerintah serius dalan menyikapi masalah itu.

“Kita tahu bahwa Benteng Anna merupakan peninggalan sejarah dan masuk dalam cagar budaya. Kalau tidak dilestarikan, akan musnah. Kami sangat menyayangkan tidak jadinya dibangun tanggul penahan erosi. Dan pemerintah serta dewan dianggap tidak serius. Harusnya diperjuangkan. Karena dampak dari erosi sungai itu sangat jelas. Selain mengancam Benteng Anna juga mengancam pemukiman masyarakat,” pungkasnya.
banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *