Sebagaimana diketahui, sekitart 9 ribu hektar lahan persawahan produktif di daerah itu digarap oleh para petani setempat hanya dengan musim tanam satu kali dalam setahum, dengan hasil yang masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masarakat setempat.
Guna mengatasi kebutuhan bahan pangan pokok itu, Dinas Pertanian Lebong mengambil langkah dengan meluncurkan program musim tanam 2 kali setahun (MT2). Sayangnya himbauan itu malah belum dapat diterima oleh warga masarakat petani dengan alasan sejak zaman nenek moyang mereka dahulu kebiasaannya bertanam padi hanya satu kali setahun.
“Di Lebong ini masih bertahan dengan kebiasaan lama, yaitu tanam padi hanya satu musim dalam setahun. Menurut kepercayaan mereka, bila dilanggar maka akan diserang hama. Padahal semua itu hanya mitos belaka,” tutur Kadis pertanian, Emi Wati SE, Mak, melalui Kabid Sarana dan Prasarana Afri Hardiansyah, di ruang kerjanya, Jumat (9/3).
Menurut dia, sekarang ini sudah modern, diharapkannya kepada masyarakat petani agar dapat merubah pola pikir. Semua upaya untuk meningkatkan produksi pertanian harus tetap dilakukan dan jangan malas karena hasilnya juga dapat menunjang pendapatan masing-masing petani.
“Kita harus merubah pola pikir, sebab sekarang sudah zaman modern tidak dapat lagi berpedoman dengan mitos. Mari kita tanam padi 2 kali setahun dan jangan takut gagal agar nama besar Lebong sebagai lumbung padi dapat dikembalikan,” himbau dia.
Untuk menerapkan itu, Dinas pertanian Lebong telah menyediakan bibit secara gratis. Apabila gagal telah disiapkan asuransi untuk petani sebesar Rp 6 Juta perhektar.
“Kita juga akan menyiapkan racun tikus untuk menanggulangi seandainya terjadi serangan hama. Selain itu kita akan selalu memantau bila ada kendala. Maka mulai sekarang kepada petani kita tegaskan, mari kita sukseskan musim tanam dua kali (MT2) ini,”demikian Afri.
Editor : Uj