PEWARTA : FIRDAUS
PORTAL BENGKULU UTARA – Menghindari terjadinya lonjakan harga yang melambung tinggi dan mencegah timbulnya permainan harga yang dilakukan oleh para spekulan dan pengecer BBM bersubsidi di kecamatan Enggano, Pemda Bengkulu Utara segera turunkan tim guna memonitoring dan mengawasi harga eceran di pulau terluar dari Samudera Hindia tersebut tetap terkendali.
Hal itu disampaikan Kabag Ekonomi, Setdakab BU Kennedi Batubara. ” Guna melengkapi berkas pengajuan kerjasana Koperasi Serba Usaha (KSU) Sejahtera, ke PT Pertamina, sudah kita rekomendasikan ke pelayanan perizinan satu pintu. Nanti, tim akan turun mengecek harga BBM pihak koperasi sekaligus mengecek kualifikasi teknis, keamanan, dan keselamatan kerja mereka,” terang Kennedi.
Target satu harga BBM di Enggano, lanjut Kennedi, sesuai amanat Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 yaitu untuk harga premium Rp 6.450 /liter, solar Rp 5.150/liter, dan minyak tanah Rp 2.500/liter.”Jika beban biaya angkut BBM ke Pulau Enggano sudah di subsidi PT Pertamina, ada keadilan harga jual BBM antara Enggano dan Kota Bengkulu. Karena sudah satu harga sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah, tidak lagi Rp 8.950 /liter untuk jenis premium,” jelasnya.
Mengapa pengelolaan dikerjakan koperasi bukan PT, Kennedi menjelaskan, Peraturan BPH Migas No.6 Tahun 2015 memang memberikan kesempatan bagi pengusaha kecil untuk menjual BBM secara legal disebutkan bahwa koperasi, usaha kecil, maupun sekelompok konsumen yang ingin menjalankan usaha penjualan BBM sebagai sub-penyalur bagi daerah yang belum ada SPBU.”Untuk saat ini tidak ada masalah sub penyalurnya koperasi. Di Enggano belum ada SPBU,” pungkasnya.
PT Pertamina Terapkan Program Satu Harga
Sementara itu, Sales Eksekutif PT Pertamina Terminal Pulau Baai Bengkulu, Deni Nuhrahanto sebelumnya mengatakan, mahalnya harga BBM di pulau Enggano dikarenakan sulitnya akses menuju pulau tersebut yang hanya bisa menggunakan transportasi udara dan laut. Selain itu, PT Pertamina juga belum memiliki agen penyalur resmi di pulau yang berjarak 160 kilometer dari Kota Bengkulu itu.
Jika program satu harga BBM diterapkan di Pulau Enggano maka kerugian yang dialami Pertamina sekitar Rp100 juta untuk setiap pengiriman BBM sebanyak 40 kiloliter. Namun demikian, Pertamina akan mensubsidi dan juga akan menanggung risiko kerugian akibat dari tingginya ongkos distribusi ke Pulau Enggano.
“Kita akan menggunakan subsidi silang, maksudnya dengan mengambil keuntungan dari tempat lain yang tidak merugi dari sisi transportasi serta sebagian dari profit yang dimiliki oleh Pertamina,” kata Deni.
Editor : Junaidi