PEWARTA: RAI SAPUTRA KAUR
Foto: Kondisi Jembatan ditunjukkan warga |
PORTAL – Kondisi Jembatan Manulah, di desa Tebing Rambutan, Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu yang merupakan akses penghubung antara provinsi Bengkulu dengan Provinsi Lampung, masih memprihatinkan. Sekalipun telah dua kali dianggarkan dana pembangunannya, dinilai masih terbengkalai dan perlu dipertanyakan.
Salah seorang warga setempat, Fauzan, kepada portalbengkulu.com memaparkan, pada pembangunan tahap pertama tahun anggaran 2012-2014 silam jembatan ini dibangun menyatu dalam satu paket dengan pekerjaan jalan senilai Rp 69 Milyar, dilaksanakan oleh PT NK. Namun hingga masa kontrak berakhir, perkerjaannya tidak terselesaikan oleh kontraktor pelaksana.
Foto:Papan nama proyek pembangunan kedua |
“Menariknya, pembangunan tahap II kembali dilaksanakan pada tahun 2016 lalu, kali ini dikerjakan oleh kontraktor PT CTA menelan dana sebesar Rp 63 Milyar. Namun, hampir seluruh material jembatan yang digunakan pada pembangunan tahap pertama tidak terpakai dan digantikan dengan yang baru,” kata Fauzan.
Ironisnya, selain tidak terselesaikan dan terbengkalai, kata Dia, dalam melaksanakan pekerjaan pihak kontraktor pelaksana mengabaikan kualitas material, hal itu terlihat dari beberapa bagian jembatan tersebut seperti kerangka dan baut-baut penguat sudah aus terkena korosi, bahkan aboutmen jembatan nyaris ambruk.
“Impormasi yang berhasil kami himpun di lapangan bahwa, selain anggaran pembangunan 63 M, pada tahun 2016 ada anggaran untuk pembangunan bronjong pengaman sungai Manulah, lokasinya persis berada di areal jembatan yang sedang di bangun,” imbuhnya.
Tidak diketahui anggaran pembangunan beronjong satu tersebut menjadi satu paket dengan jembatan atau terpisah dari anggaran 63 Miliar tersebut, yang pasti hingga saat ini beronjong tersebut belum dikerjakan
“Masarakat Kaur berharap apabila perusahaan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan 100% supaya di Blacklis demikian Fauzan,” demikian Fauzan.
Editor: Uj