Community TB-HIV Care Aisyiyah Curup Ajak ‘Kumis Tebal’ Bebaskan TB

PEWARTA: ZULFIMAIDI REJANG LEBONG  JUMAT 19 MEI 2017 
Imam Ahmad : TBC lebih berbahaya daripada HIV 


PORTAL – Guna membebaskan Kabupaten Rejang Lebong (RL) dari penyakit TBC, Comunity TB-HIV Care Aisyiyah Curup SSR Kabupaten Rejang Lebong Jumat (19/05) gelar Training Religious Leader (Pelatihan Tokoh Agama) serta  mengajak masyarakat Kumuh Miskin dan Terkebelakang (Kumis Tebal) juga kader TB, tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat memberantas penyakit menular tersebut.
Koodinator TB Aisyiyah RL, Imam Ahmad mengatakan, dalam mensosialisasikan program penanggulangan Tuberkulosis (TBC), peserta diberikan pemahaman supaya memupuk kesadaran masyarakat dengan membekali para stake holder dan pimpinan formal diberbagai level permeriintahan membantu sosialisasi program ini, baik ditingkat komunitas, Desa, Kecamatan, sampai ke tingkat Kabupaten.
Kegiatan pelatihan ini menghadirkan sejumlah pemateri diantaranya Dosen Poltekes H. Surandi, Mkes, koordinator TB Aisyiyah Provinsi Bengkulu Chandra Buana, PH, Susi Soraya, SE, dan Kabid. Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes RL, Armansyah.
“TBC bisa disembuhkan selama 6 bulan berobat tanpa terputus. penyakit ini paru-paru ini lebih berbahaya dibanding HIV, Sebab dapat menular melalui kontak atau lawan bicara saja, dari batuk saja pasien TBC mampu menyebarkan 3000 kuman Mycobacterium Tuberculosis, sedangkan kalau bersin mampu mengeluarkan 1500 bakteri,” terang Imam.
Kader yang telah dilatih oleh Asiyah sudah berjalan selama 3 bulan. ditemukan kasus positif TBC 22 orang, masih berstatus terduga sejumlah 84 orang. Pelatihan ini juga diharapkan dapat menghapus stigma dimasyarakat bahwa TB racun terbang atau penyakit turunan. 
“Kita butuh penguatan dari tokoh masyarakat atau tokoh agama dimasing-masing desa untuk menyampaikan pemahaman bahwa TB adalah penyakit medis yang dijangkiti oleh virus dan bisa disembuhkan, bukan penyakit turunan,” imbuh Dia.
Indonesia, kata Imam merupakan Negara nomor 2 TB terbanyak didunia, pertama India sedangkan 3 tahun lau Indonesia berada di peringkat ke-5. Bengkulu khususnya di Rejang Lebong saja angka TB paling tinggi. Untuk itu, kegiatan Pelatihan ini dilakukan.
Kendala yang dihadapi anatara lain Pukesmas keurangan tenaga laboratorium, kemudian Perda lama yang mengharuskan pasien membayar biaya Laboratorium sebesar 15.000 setiap kali pemeriksaan. Sementara program TB ini semestinya gratis.
“Biaya ini juga sebagai penyebab pasien TBC tidak mau berobat. Hal-hal seperti inilah Tim kader TB Aisyiyaah dapat berkontribusi, bisa membawa korban TB ke pukesmas, ungkap Imam.
Editor: Uj
banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *