Sementara, jembatan lama yang difungsikan saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, disamping sudah banyak komponen jembatan yang sudah lapuk termakan usia ditambah lagi dengan longsornya jalan di sisi kiri atau kanan jembatan lama tersebut.
Kepala Desa tebing Rambutan, Kecamayan Nasal Kabupaten Kaur, tempat berdirinya jembatan itu mengatakan, sebagai masarakat pihaknya berharap agar pemerintah segera melanjutkan pembangunan jembatan yang sangat dinantikan penyelesaiannya itu.
“Kita khawatir bila jembatan lama nanti putus atau tidak dapat dilintasi lagi, sementara jembatan baru pelaksanaannya mandeg seperti ini. Semoga saja ada tindakan segera dari pihak pemerintah, sebab jalan dan jembatan tersebut merupakan akses utama,” tutur Kades, Minggu.
Empat tahap pembangunan jembatan dengan dana ratusan milyar tersebut, kata dia dilaksanakan awalnya pada tahun 2012 oleh PT NK, dengan dana sebesar Rp 69 Milyar, kemudian 2016 oleh PT CTA sebesar Rp 63 Milyar, sedangkan tahun 2017 ini dananya Rp 34 Milyar
Pantauan awak media ini dilapangan, di lokasi jembatan lama yang longsor tersebut dibangun pengaman atau pengendalian sementara berupa abutment dan perbaikan jalan, namun tidak di ketahui sumber dananya serta perusahaan pelaksana lantaran tidak dipasang papan merk.
Editor: Uj