Dengan terbentuknya Yayasan kedua yakni Yayasan Ratu Samban Arga Makmur (YRS-AM) yang sudah sedemikian jauh mengakui dan ingin mengambil alih dari yayasan pendiri, dinilai hanya merupakan hajat untuk memenuhi kepentingan pihak tertentu.
“Yayasan Ratu Samban (YRS) terbentuk dan berbadan hukum pada tahun 1999 selanjutnya mendirikan perguruan tinggi swasta pertama yakni Unras pada tahun 2001. Artinya YRS tidak perlu mengaku-ngaku atas Unras yang memang didirikan oleh YRS,” terang Sekretaris YRS, Novri Andi SE, Senin, (24/07).
Sejak didirikan hingga sekarang, beber Andi, semestinya pihak lain menyadari hal itu, bila memang punya niat dan bertujuan untuk memajukan PTS di Arga Makmur ini. Sebab, kata Dia, dengan munculnya polemik berkepanjangan dan mengklaim Unras sama saja artinya sengaja menciptakan persoalan yang berdampak kurang baik bagi almamaternya.
“Sesuai dengan PP No 4 tahun 2014, Statuta (anggaran dasar perguruan tinggi-red) adalah pedoman dasar Perguruan Tinggi yang digunakan sebagai landasan penyusunan
peraturan dan prosedur operasional di Perguruan Tinggi, dan itu sudah dimiliki sejak semula, kenapa sekarang mesti diobrak-abrik,” sesal Dia
Sementara itu, DR H Imron Rosyadi pada senin siang melakukan tatap muka dengan mahasiswa Unras dan memberikan penjelasan, bahwa kegiatan kampus tidak terhenti dan berjalan seperti biasa.
“Akta tidak berubah, itu artinya tidak ada yang disebut dengan dualisme yayasan. Untuk anggaran yang sudah diketok palu oleh DPRD BU, itu untuk Yayasan Ratu Samban dan bukan untuk yayasan lain,” tandas Imron.
Diketahui saat ini ada 27 mahasiswa sedang menjalani ujian skripsi termasuk sejumlah mahasiswa lainnya mengikuti ujian profosal.
Editor: Uj