Akibatnya kata dia, sudah tiga nyawa melayang. sekalipun demikian akses membahayakan itu tidak dapat dielakkan, karena warga tidak punya pilihan lain untuk menuju ke ladang atau kebun mereka.
” Seingat kami sudah ada tiga nyawa melayang ketika terjadi banjir san warga memaksakan diri menyeberang sungai tersebut. Selaku aparat pemerintahan desa kami telah berulangkali mengusulkan kepada pemerintah daerah supaya dibangun jembtan, namun belum terealisasi,” kata Kades. Kamis
Padahal, pihak dinas terkait pernah melakukan survey dan pengukuran. Tindak lanjutnya hingga sekarang belum ada..
” Ada sekitar 80 hektar lahan pertanian dan ebun warga yang terletak di seberang sungai. Hanya dengan titian darurat itulah selama ini warga mengangkut hasil panen mereka ke luar,” imbuh dia.
Diseberang sungai itu juga kata Syahri, terdapat tempat pemakaman umum (TPU), jika musim penghujan maka akan sangat kesulitan menuju ke pemakaman bila ada salah seorang warga desa yang meninggal dunia.
Editor : Uj