PEWARTA : M FAUZI
RABU 14 MARET 2018
PORTAL KEPAHIANG – Salah satu petani sawah di Desa Imigrasi Permu Kecamatan Kepahiang, Kader bin meratin yang telah berusia sangat sepuh 102 tahun dan istri nya suburwati 76 tahun mengeluh akibat belum ada jaringan irigasi pada sawah seluas sekitar 1 hektar yang ia garap.
“Saya sudah turun temurun menggarap sawah ini, tapi tahun ini karena air terlalu besar, siring di samping pondok saya ambrol. Sehingga sawah yang di garap oleh cucu saya dibagian bawah tidak bisa dikelola. Padahal biasanya dalam setahun bisa dua kali panen,” tutur Kakaek Kader.
Dia berharap pemerintah desa bisa memprioritaskan pembangunan drainase sehingga kejadian ini tidak terulang. Hal itu pernah disampaikan kepada pihak perintah desa, namun belum terealisasi.
Kepala Desa Imigrasi Permu, Sulaiman saat dibincangiawak portalbengkulu.com mengatakan, untuk tahun ini pemerintah desa belum menganggarkan untuk pembangunan jaringan irigasi sebagaiana yang dimaksudkan oleh kakek Kader.
“Untuk tahun ini rasanya belum kita anggarkan dari dana desa (DD) karena kita masih memprioritaskan pembangunan gedung PAUD, pembukaan badan jalan, dan rabat beton. Sebab, kita berpendapat, pembangunan jaringan irigasi di areal persawahan dan jalan, merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten,” terang Kades.
Mengenai usulan, kata Kades, sudah sering disampaikan kepada Dinas Pertanian maupun Dinas Pekerjaan Umum.
Sementara itu ketua Perkumpulan petani pemakai air (P3A) Desa Imigrasi Permu, Rizal Efendi menambahkan, pada tahun 2017 silam pernah mendapatkan bantuan pembuatan saluran irigasi tersier, berasal dari Balai Wilayah Sumatera 7 (BWS7) Bengkulu.
“Kita pernah mendapat bantuan pembuatan saluran tersier sepanjang 270 meter. Sedangkan kebutuhan kita untuk jaringan irigasi adalah 2 Ribu meter dengan luas lahan areal persawahan mencapai 150 hektar. Untuk tahun 2018 ini kita berharap mendapatkan bantuan kembali melalui proposal yang telah kita sampaikan,” harap Rizal.
Editor ; Uj
Post Views: 327
