BPBD BU Gelar Simulasi Tsunami
PEWARTA: FIRDAUS
PORTAL BENGKULU UTARA – Fungsional Pengamat Geofisika dan Meteorologi Pertama, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Kepahiang, Sabar Ardiansyah SST menyebutkan, tiga daerah di provinsi Bengkulu yang termasuk dalam klasifikasi rawan bencana antara lain Kabupaten Kepahiang, Manna Bengkulu Selatan dan kabupaten Bengkulu Utara.
Dijelaskanh Sabar, semua lempeng bumi di bagian barat Indonesia baik di laut maupun di darat termasuk di dalamnya wilayah bengkulu. Efek dari tumpukan lempeng bumi tersebut menciptakan patahan-patahan kecil yang menimbulkan gempa, tetapi tidak semua gempa berpotensi tsunami. .
” Ada beberapa ciri-ciri gempa berpotensi Tsunami yaitu terjadinya gempa diatas 7 SR, yang letaknya terjadi di perairan laut dangkal,” ujarnya.
Menyikapi ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) BU Ir Made Astawa, MM menegaskan, pihaknya selalu berupaya melakukan kesiapan penanggulangan bencana. Bersama dengan SKPD dilingkungan Pemkab BU, Polri dan TNI telah menggelar rapat mempetakan daerah-daerah yang rawan gempa bumi dan tsunami, untuk dilakukan simulasi penanggulangan bencana.
” Kami sudah mencanangkan itu, tinggal lagi simulasinya,” ungkap Made.
Untuk menghindari kepanikan, simulasi ini dilakukan agar warga memahami ketika terjadi gempa, masih ada kesempatan waktu lebih dari satu jam untuk mengamankan diri dan mengevakuasi barang berharga menghindari tsunami, itupun jika sudah ada peringatan dari pihak terkait bahwa gempa yang terjadi berpotensi tsunami.
” Dari hasil kajian, tsunami itu tidak langsung terjadi setelah gempa, melainkan ada selisih waktu. Pada selisih waktu itulah kesempatan warga untuk mengamankan diri. Kami telah membentuk petugas gabungan untuk penanganan bencana juga akan membantu warga,” imbuhnya.
Made pun mewarning, ada sejumlah kecamatan yang rawan mengalami bencana besar, jika terjadi tsunami diantaranya, Kecamatan Air Napal, Lais, Batik Nau, Ketahun, Putri Hijau dan paling berdampak itu Kecamatan Kepulauan Enggano.
” Kita berupaya sedia payung sebelum hujan, dengan mempersiapkan pola dan kelompok penanganan. Sehingga saat terjadi bencana, masing-masing sudah tahu tugasnya dan tempat koordinasinya, terutama di daerah kepulauan Enggano,” tutup Made.
Editor : Junaidi