Sejatinya, Lebong memiliki Hutan TNKS seluas 134,527 Ha, Hutan Lindung 20,77 Ha, Cagar Alam Konversi 30,22 Ha dan Hutan Produksi seluas 39,51 Ha. Data tersebut menurut Kepala Desa Mangkurajo hanya diatas kertas, faktanya dilapangan luas hutan yang tersisa saat ini hanya sekitar 60 persen saja.
“Hutan tak henti-hentinya dieksploitasi, oleh pihak yang menurut kami hanya mengedepankan keuntungan daripada mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat disini. Perkiraan Saya luas hutan yang tersisa hanya sekitar 60 persen,” kata Kades Mangku Rajo, kecamatan Lebong Selatan kabupaten Lebong, M Syaeri, Kamis (06/04).
Dampak dari semakin berkurangnya luas hutan tersebut, kata dia sudah tampak dengan seringnya terjadi banjir dan kekeringan, akibat dari berkurangnya serapan air dan simpanan air dari hutan yang semakin hari semakin digunduli.
“Masyarakat disini meskipun tidak sekolah tinggi, juga tidak bodoh, mereka tahu siapa pelaku pengrusakan hutan tersebut, tetapi apa mau dikata dan tak ada yang dapat diperbuat oleh masyarakat kecil seperti kami,” imbuh kades.
Lebih jauh kades berharap pihak pemerintah memberikan perhatian serius terhadap kondisi tersebut. Bila didiamkan tanpa adanya tindakan, pada saatnya nanti hutan di daerah tersebut akan habis dan pada akhirnya nanti rakyat secara keseluruhan juga yang akan menanggung akibatnya.