PEWARTA: M FAUZI KEPAHIANG
PORTAL – Jika dilihat dari hasil kerajinan Bapak berusia 58 tahun ini, yang sangat rapih dan kokoh, seakan tak tak percaya jika pembuatnya adalah seorang penyandang cacat. Sehari-hari, Saidina Ali (kerap disapa Godok) mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan membuat sangkar burung.
Dituturkan oleh penyandang cacat kedua belah kakinya ini, ia menekuni usaha membuat sangkar burung sudah tujuh tahun, dalam sehari, katanya, bisa terjual satu atau dua buah sangkar kepada pembeli yang sengaja datang ke kediamanya di Desa Ujan Mas Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang.
“Mau usaha yang lain, saya udah tidak bisa lagi, hanya inilah yang bisa Saya kerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ada juga niat untuk mengembangkan usaha, tetapi tidak punya modal,” tuturnya.
Dijelaskan, harga sangkar burung buatannya dijual sesuai dengan ukuran antara Rp 50 Ribu – Rp 70 Ribu. Sementara bahan dasar kerangkanya terbuat dari kayu yang diukir oleh tangannya sendiri kemudian bilah-bilah bambu dipasang sebagai sebagai kisi-kisinya.
“Dalam sehari bisa terjual 1 atau duah sangkar, namun kadang ada juga pihak depot yang memborong sekaligus. Untuk harga borongan sedikit lebih murah bila dibandingkan dengan eceran,” imbuh dia.
Soal peluang mendapatkan bantuan modal bagi pelaku usaha rumahan dan penyandang cacat ini, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Industri Kabupaten Kepahiang. Aidil fitri syafiudin mengatakan, pihaknya akan menanyakan terlebih dahulu ke Bidang industri.
“Nanti kita tanyakan dulu dengan bidang indutri apakah ada program permodalan untuk usaha jenis tersebut,dan jika ada kita dari dinas jelas akan membantu tapi dengan persyaratan yang telah di tetapkan dan juga kita akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial karena bapak godok ini penyandang cacat,” ujar nya.
Editor: Uj