Menurut dia, dengan dana milyaran rupiah bersumber dari setoran masing-masing Rp 30 Juta per-desa dikalikan 146 desa ketika itu, tidak sebanding dengan sarana dan akomodasi yang ia dapatkan dalam mengikuti Bimtek di wisma LAN-RI jakarta.
” Dalam satu kamar berisi 5 orang peserta sehingga jangankan untuk dapat isttirahat dengan nyaman untuk dapat tertidur saja kami sulit lantaran sesaknya tempat tidur. Selain itu penyajian makan terkesan asal-asalan alias kurang sehat,” keluh Kades.
Dengan mendapatkan pelayanan seperti itu, ia mempertanyakan kemana uang sejumlah milyaran tersebut dialokasikan, sedangkan ilmu yang didapat dari bimtek itu kata dia dapat dikatakan tidak ada yang terserap.
” Mungkin lantaran saya kurang selera makan selama bimtek itu membuat badan tidak sehat, sehingga ilmu yang disampaikan oleh pemateri tidak ada yang dapat diserap,” beber Kades dihadapan Wabup dan enam orang tamu lainnya.
Editor : Uj