PEWARTA : HERMAN
SELASA 17 JULI 2018
PORTAL BENGKULU UTARA – Tragedi kebakaran yang terjadi di Desa Kertapati Kecamatan Air Besi, Kabupaten Bengkulu Utara, pada Senin tengah malam (16/7), sekira pukul 23.30 WIB, selain menghaguskan dua unit rumah, milik Badarudin (45) dan rumah Rusna (65), juga mengakibatkan tewasnya salah seorang warga, bernama Dius (40).
Korban tewas akibat tertimpa penghantar listrik tegangan rendah (220 volt) atau kabel yang masih dialiri arus, saat ia mencoba membantu menjinakkan kobaran api pada malam kejadian itu. Ikut terbakar, 2 unit sepeda motor beserta seluruh isi rumah, termasuk ijazah dan surat-surat penting.
Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Ariefaldi WN SH SIk MM, melalui Kasat Reskrim AKP M Jufri SIk, membenarkan kejadian itu. Korban yang kesetrum, kata Kasat telah dibawa ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan secara medis.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, korban murni meninggal dunia akibat kecelakaan, setelah itu langsung dibawa ke rumah duka di Desa Kertapati, Kecamatan Air Besi,” kata Kasat, Selasa (17/7).
Sementara itu, Camat Air Besi Jon Kenedi, S.Sos mengungkapkan, pihaknya beserta segenap jajaran termasuk seluruh warga kecamatan Air Besi ikut berbelasungkawa atas musibah kebakaran yang menimpa warganya. Dan ia mengaku telah berkordinasi dengan Dinas Sosial untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban.
“Isha Allah, pagi ini bantuan dari Dinas Sosial untuk keluarga korban akan disampaikan. Selain itu perlu kami sampaikan, Kecamatan Air Besi memang belum ada fasilitas pemadam kebakaran, sehingga bila terjadi musibah seperti ini tidak terkendali oleh warga yang hanya menggunakan perlatan manual,” kata Camat via pesan Whatsapp, Selasa.
Ungkapan senada juga disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Utara, Made Astawa, Dia beserta segenap jajarannya ikut berduka, apalagi korban Badarudin merupakan orang tua dari THL yang bertugas di Badan yang ia pimpin.
“Informasi kebakaran ini relatif cepat, dan langsung kami teruskan ke petugas damkar yg ada di Bundaran Argamakmur. Kobaran api sangat cepat membesar, ditambah lagi cuaca kering dan jauhnya dari sumber air, sedangkan rumah sebagian besar materialnya terbuat dari kayu,” kata Made.
Sempitnya lokasi, lanjut Made, juga merupakan penyebab lambatnya aksi pemadaman oleh, namun berkat dibantu oleh puluhan warga sekitar api berhasil juga dipadamkan dan tidak merembet ke bangunan ketiga.
“Semua harta benda milik korban ludes terbakar, dan satu orang meninggal dunia, bukan karena terbakar, tetapi kesetrum lantaran tertimpa kabel listrik yang masih dialiri arus,” demikian Made.