PEWARTA : RUDHY M FADHEL
PORTAL LEBONG – Hingga saat ini, seluruh dunia masih terguncang oleh suatu penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus yakni Virus Corona atau Covid-19. Menurut Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam suatu pertemuan di Jenewa seperti dikutip AFP, Covid-19 merupakan singkatan dari ‘Co’ yang artinya ‘Corona’, ‘Vi’ yaitu ‘virus’ dan “d” untuk ‘disease’ artinya penyakit, sedangkan “19” adalah tahun penemuannya di Kota Wuhan, Cina, pada 31 Desember 2019 lalu.
Menurut beberapa referensi, virus corona atau Covid-19 menyerang sistem pernapasan manusia. Mungkin kita pun masih ingat pada kerabat virus ini beberapa tahun lalu sebagai penyebab SARS dan MERS yang dinyatakan berasal dari hewan lalu menular ke manusia.
Virus corona ini tergolong sadis karena dapat mematikan atau dapat menyebabkan luka permanen pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan sembuh. Secara umum bila ada yang mengalami demam, flu, batuk, dan sesak napas dalam batas waktu tertentu ini adalah suatu gejala penyakit Covid-19, maka harus ada kewaspadaan dan kerja sama yang baik dengan keluarga atau rekan kerja selama beraktivitas di dalam rumah, di ruang kerja, dan di dalam lingkungan masyarakat.
Keberadaan Covid-19 yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian dunia. Ada yang menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-olah tak mau tahu, tapi karena hari demi hari penyebarannya semakin banyak, maka langkah konkret yang harus ditempuh sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak pihak terkait.
Menyikapi hal ini , dengan memperhatikan dampak dari semua kebijakan tersebut diatas dan dengan pertimbangan pentingnya perlindungan terhadap anak dan dunia pendidikan yang notabene adalah mayoritas usia anak terkhusus dunia anak dan pendidikan di Kabupaten Lebong, awak media pada Kamis (8/4) berkesempatan mewawancarai Kepala Dinas P3P2A dan KB Kabupaten Lebong, Drs Firdaus di ruang kerjanya.
”Dampak terburuk dari wabah Covid-19 ini terjadi pada anak. Karena bukan hanya menyerang dari sisi kesehatan jasmani anak saja namun juga menyerang sisi psikologis anak. Dimana mereka seharusnya bisa leluasa berinteraksi dengan sesamanya belajar dan bermain akan tetapi hal itu tidak bisa dilakukan untuk itu berdasarkan instruksi Menteri PPA. Kita dalam waktu dekat akan segera memaksimalkan pungsi Molin yang ada dan kita miliki untuk menghimbau masyarakat khususnya para orang tua agar lebih aktif memberikan pelayanan dan perhatian terhadap anak-anak agar mereka secara psikologis tidak merasa tertekan disaat melaksanakan himabuan pemerintah untuk belajar di rumah dan tidak beraktivitas di luar rumah,. Nanti kita akan lakukan pendampingan terhadap anak yang jika dengan kebijakan yang ada ini mereka menemukan masalah ungkap Firdaus.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lebong, Guntur melalui Sekretaris, Baheramsyah kepada awak media ini menyampaikan bahwa tidak menampik terjadi dampak terhadap psikologis terhadap anak (usia sekolah) atas kebijakan yang ada terkait wabah Covid-19 ini. Dimana anak-anak biasa bermain dan belajar dengan rekan sesama anak.
”Untuk itu tanggal 13 nanti kami akan melakukan Evaluasi dengan melibatkan KKS dan MKKS serta 3 Korwil yang ada di Kabupaten Lebong terkait situasi terakhir yang ada menyangkut proses belajar dan mengajar terhadap anak. Dampak psikologis itu ada , untuk itu nanti kami akan melakukan rapat evaluasi terkait hal itu,” pungkasnya.