PEWARTA : FAUZI
SELASA 30 APRIL 2019
PORTAL KEPAHIANG – Akibat curah hujan yang deras membuat debit aliran Sungai Musi yang terletak di Desa Suro Ilir meluap. Dan hampir semua kerambah apung tempat budidaya ikan milik Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) di wilayah itu dan Desa Air Hitam, Kecamatan Ujan Mas hanyut. Akibatnya, para anggota kelompok mengalami kerugian yang totalnya mencapai Rp 7,3 miliar lebih.
Hal ini di sampaikan oleh salah satu pemilik kerambah apung, Ujang Idrus (59).
“Setelah hujan yang cukup lama air Musi naik secara drastis dan mengakibatkan kerambah jaring apung yang kami kelola hanyut beserta isi nya. Padahal dalam waktu dekat akan segera panen. Karena perkiraan kami panen dalam bulan April ini. Sebab usia ikan yang sudah mencapai lima bulan,” ujar Ujang.
Lebih lanjut mengatakan Ujang Idrus mengatakan.
“Akibat hanyutnya kerambah apung ini untuk kerugian cukup besar kalau dihitung secara materi mencapai puluhan juta rupiah,karena setiap petak kolam apung berisi ikan nila lebih kurang 550 kg ikan. Saya punya sebanyak 12 kotak dan baru dipanen baru 1 kotak. Dan ini belum dihitung biaya pakan yang selama ini di berikan,” ujarnya
Dari data yang terhimpun sebanyak 7 kerambah apung dengan jumlah petak untuk satu kerambah bervariasi paling banyak 60 kotak dan paling sedikit 6 kotak. Untuk isi satu petak kerambah apung perkiraan isi ikannya sebanyak 550 kg ikan dan untuk harga jual ikan nila Rp 23.000/kg.
”Kami sudah menerima laporan dan mendata. Dan memang benar banyak kerambah apung milik anggota pokdakan yang hanyut. Kita turut prihatin atas kejadian itu,”’ pungkas Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, Rukismanto, S.Pi, MP.