PEWARTA : RUDHY M FADHEL
PORTAL LEBONG – SMANDOLI atau yang kini menjadi SMA 03 Lebong dalam sejarahnya pernah mengukir berbagai prestasi akademik dan lain sebagainya, bahkan menjadi idola dan unggulan serta impian bagi para siswa tingkat akhir SMP di Kabupaten Lebong untuk dapat mengenyam pendidikkan disana. Namun sangat disayangkan, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini kejayaan itu terpantau memudar. Banyak fasilitas di sekolah tersebut yang rusak dan terbengkalai. Sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak layak. Sementara sejumlah pungutan ditengarai masih berlaku seperti uang komite, uang OSIS serta pungutan lainnya.
”Kami hanya memungut uang IPP atau SPP. Tidak ada pungutan uang komite dan OSIS” kata Purna Irawan, S.Pd Wakil Kepala SMAN 03 Lebong Bidang Sarpras.
Menurut Purna Irawan, terkait banyaknya fasilitas yang rusak akan segera ditanggulangi menggunakan DAK. Anehnya, anggaran belum dikucurkan, namun sejumlah material bangunan telah disiapkan. Artinya, mendahului anggaran.
”Pasca libur, jadi sekolah kotor. Kalau untuk sarana yang rusak akan segera ditanggulangi. Untuk dananya masih dalam prpses usulan dan pencairan,” imbuhnya.
Sementara, Wakil Kepala SMAN 03 Bidang Kesiswaan, Enggos Subarman S.Pd menyampaikan bahwa benar adanya pihak sekolahnya memfasilitasi pengadaan serta pendistribusian sampul raport kepada siswa melalui wali kelas siswa masing masing dengan biaya berkisar antara Rp 50 ribu hingga R[ 60 ribu per siswa.
Terkait uang OSIS, Enggos Subarmanmenyampaikan bahwa itu dulu disebut uang OSIS namun sekarang bukan lagi melainkan biaya penyelenggaraan kegiatan pendidikkan yang terakumulasi pertahun Rp 300 ribu yang dibayar per semester Rp 150. Selain IPP/SPP dan komite senilai Rp 100 ribu per bulan.
Terkait fasilitas yang rusak, Enggos Subarman menyampaikan bahwa pihak sekolah akan segera membangun WC tersebut melalui anggaran DAK Provinsi yang akan dikucurkan ke sekolahannya. Menurutnya, material untuk pembangunan telah disiapkan.
Terpisah, Kepala SMA 03 Lebong, Muhamad Yadi, M.Pd disambangi awak media di sekolahannya menyampaikan hal yang juga berbeda dan janggal.
”Saya tahu adanya pungutan uang OSIS, namun kami mau siswa berdikari , cetusnya. Dan bukan melegalkan. Terkait keberadan material untuk membangun fasilitas, bisa saja itu dia berikan cuma cuma. Saya pernah memberikan lahan kepada pihak sekolah 1 hektar dan sudah menjadi milik sekolah,” kata Muhamad Yadi.
Di lain pihak, Ketua MKKS SMA Kabupaten Lebong, Iwan Saputra, M.Pd sangat menyayangkan adanya kejanggalan terkait material untuk membangun sementara anggaran untuk itu belum ada. Dan adanya perbedaan penyampaian keterangan dari masing masing wakil kepala sekolah serta kepala sekolah ke Publik. Dan kondisi demikian diduga adanya ketidak harmonisan komunikasi internal sekolah.
”Komunikasi yang baik itu penting, sehingga penyampaian persepsi penggunaan anggaran sama,” katanya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Samsir melalui Kasi SMA dan Paket C, Richard Romulus, SE, M.Si memastikan akan turun langsung ke sekolah yang bersangkutan.