PEWARTA : RUDHY M FADHEL
PORTAL BENGKULU – Masyarakat Desa Talang Liak Dua dan sekitarnya mulai resah akibat putusnya jembatan gantung yang menjadi sarana tranportasi pokok masyarakat dari desa ke lokasi persawahan dan perkebunan. Total areal sawah dan kebun mencapai ratusan hektare. Betapa tidak, keberadaan jembatan yang sudah lebih dari setengah abad digunakan oleh masyarakat kondisnya rusak berat. Hingga saat ini belum ada perhatian dari Pemkab Lebong untuk realisasi perbaikannya.
”Kondisi jembatan yang rusak membuat kami kesulitan melakukan aktifitas. Mayoritas di seberang jembatan itu adalah areal persawahan dan perkebunan. Sampai saat ini belum ada perhatian dari pemerintah,” ungkap Adong, salah seorang warga Talang Liak yang memiliki sawah dan kebun di seberang lokasi jembatan.
Ditambahkannya, masyarakat sangat mengharapkan adanya perbaikan jembatan secepat mungkin. Mengingat saat musim tanam atau panen nanti, tentu masyarakat akan kesulitan.
”Kami terpaksa memutar lebih jauh untuk melakukan kegiatan di sawah dan kebun. Apalagi nanti musim bersawah dimulai maka akan timbul biaya yang tinggi untuk transportasi seperti mengankut pupuk dan mengangkut hasil panen nantinya,” imbuh Adong.
Dikonfirmasi, Kades Talang Liak Dua, Pisekroni membenarkan hal tersebut.
“Dulu ada tim yang meninjau lokasi runtuh dan putusnya serta hancur luluhnya jembatan yang sangat vital bagi masyarakat di sini. Namun saya tidak tahu mengapa jembatan ini hingga kini masih belum dibangun. Saya sudah berulangkali melaporkan keadaan ini kepada semua pihak yang terkait agar kiranya jembatan yang sangat dibutuhkan oleh warga ini dapat segera dibangun,” pungkas Kades.