Sedangkan pemerintah daerah setempat tidak tanggung-tanggung menganggarkan dana untuk insentif dokter dokter spesialis yakni sebesar Rp 30 juta per-bulan.
“Kami menyayangkan pelayanan yang diberikan petugas medis disini kurang memuaskan, sementara kita tahu anggaran pemerintah cukup besar untuk membayar insentif para dokter setiap bulannya,” keluh keluarga pasien, Muhtadin, kepada awak media ini, Minggu (13/08).
Lebih lanjut dia berharap, pihak pemerintah daerah, terutama Bupati Kaur dapat meninjau semerawutnya pelayanan dirumah sakit milik pemerintah tersebut.
“Selain itu, kami juga sering tidak mendapatkan obat yang ingin ditebus di apotik rumah sakit, semestinya tidak boleh kosong, untuk menebus ke apotik diluar RS kami harus membutuhkan waktu mungkin juga biaya lebih,” tutup Dia.