Lebih memilukan lagi terjadi pada pasien Vinulia binti Ermuhadi asal Desa Guru Agung Kecamatan Padang Guci mengalami infeksi setelah menjalani operasi usus buntu pada selasa (08/08) silam. seminggu kemudian bagian lukanya mengeluarkan nanah.
“Bukan hanya itu, selama menjalani perawatan kami selalu membeli obat di apotik luar, lantaran apotik disini selalu kosong persediaan obatnya, ditambah lagi belakangan ini sering mati lampu, kami harus menyediakan lilin, barangkali RSUD tidak punya Genset,” tutur orang tua pasien, Ermuhadi, Selasa.
Disisi lain, Pasien yang menderita penyakit penyempitan saluran kemih, Irwansyah yang juga menjalani rawat inap di RS dibawah kordinasi pemerintah daerah tersebut, mengalami hal serupa,. kelurga pasien tidak pernah mendapatkan obat-obatan dari apotik yang berada di RS, sehingga terpaksa membeli di luar.
“Jangankan obat-obatan, kain kasa saja tidak tersedia, sehingga kami harus membeli di luar. Sangat disayangkan RSUD yang akan meningkat dari Type D ke Type C ini tidak disesuaikan dengan segala fasilitas penting terutama pelayanan bagi pasien,” tutur sepupu Irwansyah, Kardin.
Direktur RSUD Kaur, melalui Kabid Sarpras, Nopidi Arsan kepada awak media ini beralasan, dirinya tidak berwenang untuk memberikan komentar terkait keluhan keluarga pasien tersebut, apalagi soal obat-obatan bukan merupakan bagian tugas dia.
“Listrik memang sering gangguan dari PLN, sementara Genset kita yang lama sudah tida mampu, sedangkan genset yang baru belum mendapatkan perizinan pengoperasiannya sesuai dengan kapasitasnya 500 KVA,” kata Nopidi.
Menanggapi persoalan sepele dan teramat penting bagi pasien yakni kain kasa, Nopian masih berkilah itu bukan merupakan tugas dia, dan mengalihkan klepada Pejabat pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) penyediaannya.
“Soal kain kasa silahkan tanya sama PPTK nya, apa sebabnya stocknya sampai tidak ada, karena hanya PPTK yang apaham soal itu,” kilah Dia.
Editor : Uj