PEWARTA : RUDHY M FADHEL
PORTAL LEBONG – Bupati Lebong Kopli Ansori demi untuk masyarakat lebong bahagia dan sejahtera walau di luar hari kerja tetap beri perhatian demi kepentingan dan hajad masyarakat.
Hal ini diakui Hedi Parindo, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lebong kepada awak media PortalBengkulu.com saat dibincangi disela-sela kunjungan meninjau lahan persawahan warga yang berlokasi di areal jebol/ambrolnya tanggul Dam Sabo yang berlokasi di Desa Bungin, Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong pada Sabtu (5/02/2022).
“Begitu menerima laporan dan informasi jebol/ambrolnya tanggul Dam Sabo yang sudah berulangkali kita (Pemerintah Kabupaten Lebong) perbaiki ini, saya diperintahkan oleh Bapak Bupati untuk segera turun dan melihat serta menganalisa dampak dari kejadian itu. Dan selanjutnya kami dari dinas akan segera bersikap dan melaporkan kepada Bapak Bupati terkait dampak dari ambrolnya tanggul Dam Sabo ini untuk dan sebagai pertimbangan bagi kebijakkan yang akan diambil kedepannya,” sebut Hedi Perindo.
Perlu kita semua ketahui bahwa Dam Sabo ini adalah Wilayah Kerja Balai VII Sumatera yang ada didalam wilayah Administrasi Kabupaten Lebong. Sehingga kita (Pemerintah Kabupaten Lebong) tidak bisa gegabah dalam tindakkan dan penanganan segala sesuatunya. Seyogyanya petugas Balai VII yang ada untuk segera dapat melaporkan kepada pihak Balai VII terkait apa dan bagaimana yang terjadi di wilayah kerja mereka.
Akan tetapi karena ambrol/jebolnya tanggul Dam Sabo ini menimbulkan dampak yang sangat mendasar bagi masyarakat Lebong khususnya yang memiliki dan mengelola lahan pertanian di sekitar dan sepanjang aliran irigasi yang meliputi 4 kecamatan yakni Bingin Kuning, Lebong Sakti, Lebong Tengah dan Lebong Utara dengan ribuan hektar hamparan sawah yang sedang dalam proses pertumbuhan.
”Demi dan untuk hal tersebut dengan pertimbangan kepentingan masyarakat Lebong umumnya apalagi saat ini di Kabupaten Lebong kita sedang gencar-gencar mensosialisasikan Program Musim Tanam 2 kali (MT1-MT2), untuk itu Bapak Bupati meminta kami melakukan analisa dampak dari ambrol/jebolnya tanggul Dam Sabo. Saya melihat langsung ada bekas aliran air karat yang mengandung sulfur ini mengalir dan masuk ke wilayah aliran irigasi yang menuju kearah lahan persawahan masyarakat di empat kecamatan tersebut. Menyikapi hal itu, secara lisan saya sudah perintahkan rekan-rekan penyuluh yang ada di 4 kecamatan untuk menghimbau kepada semua pemilik lahan persawahan agar pertama yakni memperbanyak suplai air ke semua lahan yang terindikasi sudah dialiri air yang mengandung sulfur agar tidak terjadi pengendapan yang apabila itu terjadi akan berdampak dan menimbulkan kematian pada tanaman padi,” imbuh Hedi Parindo.
”Kemudian kita minta kepada semua masyarakat untuk berkordinasi dengan dan kepada semua rekan penyuluh yang ada apabila ada kelainan pada tanaman padi milik mereka,” tutup Hedi.